Di banyak organisasi, pelatihan sering kali menjadi solusi cepat setiap kali muncul masalah kinerja. Begitu ada penurunan produktivitas atau perubahan sistem, pelatihan segera digelar. Namun, tidak jarang hasilnya tidak berdampak signifikan. Mengapa?
Salah satu alasannya: pelatihan dilakukan tanpa analisis kebutuhan yang jelas.
Di sinilah pentingnya Training Need Analysis (TNA) — sebuah langkah awal yang menentukan apakah pelatihan benar-benar dibutuhkan, serta seperti apa bentuk dan fokusnya agar memberikan hasil yang nyata.
Apa Itu Training Need Analysis (TNA)?
Secara sederhana, Training Need Analysis (TNA) adalah proses untuk mengidentifikasi kesenjangan antara kemampuan yang dimiliki seseorang saat ini dengan kemampuan yang dibutuhkan oleh organisasi.
TNA membantu menjawab pertanyaan penting:
-
Apa masalah kinerja yang sebenarnya terjadi?
-
Apakah masalah tersebut bisa diselesaikan melalui pelatihan?
-
Keterampilan apa yang perlu ditingkatkan?
-
Siapa yang membutuhkan pelatihan, dan bagaimana cara terbaik untuk melatihnya?
Dengan TNA, organisasi dapat memastikan pelatihan yang dilakukan tepat sasaran, efisien, dan berdampak langsung pada peningkatan kinerja.
Tiga Tingkatan Analisis dalam TNA
Proses TNA biasanya dilakukan melalui tiga tingkatan utama:
-
Analisis Organisasi (Organizational Analysis)
Mengidentifikasi arah strategis organisasi: apa tujuan besar yang ingin dicapai, dan kompetensi apa yang dibutuhkan agar seluruh tim dapat mendukung tujuan tersebut.Contoh: Sekolah ingin meningkatkan kualitas guru dalam metode pembelajaran berbasis proyek (project-based learning).
-
Analisis Pekerjaan (Task/Job Analysis)
Melihat apa saja keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan untuk melaksanakan tugas secara efektif.Contoh: Guru perlu memahami konsep desain proyek, manajemen waktu, dan asesmen berbasis kompetensi.
-
Analisis Individu (Individual Analysis)
Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi pada tiap individu atau kelompok.Contoh: Beberapa guru sudah terbiasa dengan metode PBL, tetapi sebagian lainnya masih kesulitan merancang rubrik penilaian.
Dengan tiga lapisan analisis ini, program pelatihan menjadi lebih relevan dan solutif.
Langkah-Langkah Melakukan TNA
Berikut tahapan umum yang biasa dilakukan dalam proses analisis kebutuhan pelatihan:
-
Identifikasi masalah kinerja – apa yang menjadi gejala atau tantangan di lapangan.
-
Kumpulkan data – melalui wawancara, survei, observasi, atau focus group discussion.
-
Analisis kesenjangan kompetensi – bandingkan antara kondisi aktual dengan standar ideal.
-
Prioritaskan kebutuhan pelatihan – tidak semua gap perlu diatasi sekaligus.
-
Rancang rekomendasi program – tentukan topik, metode, durasi, dan target peserta yang paling sesuai.
Proses ini menuntut ketelitian dan empati — dua hal yang selalu Ragom kedepankan dalam merancang program pembelajaran.
Bagaimana Ragom Menerapkan TNA
Di Ragom, setiap program training selalu diawali dengan tahap Learning Need Analysis atau Training Need Analysis.
Tim kami berdialog langsung dengan mitra — baik sekolah, lembaga, maupun korporat — untuk memahami konteks, tantangan, dan karakter peserta.
Kami percaya, tidak ada program pelatihan yang benar-benar efektif tanpa memahami manusia di baliknya.
Hasil TNA kami gunakan untuk merancang kurikulum, memilih metode fasilitasi, dan menentukan aktivitas pembelajaran yang paling relevan dan berdampak.
TNA bukan sekadar tahap administratif sebelum pelatihan, tetapi pondasi strategis untuk memastikan setiap investasi pembelajaran memberikan hasil maksimal.
Dengan analisis kebutuhan yang tepat, organisasi dapat memastikan bahwa setiap sesi pelatihan benar-benar membawa perubahan — bukan hanya menambah agenda.
Bagi Ragom, Training Need Analysis adalah bentuk komitmen untuk menjadikan pembelajaran lebih manusiawi, relevan, dan berdampak nyata.
Leave a Reply