Bagi Ragom, pengembangan sumber daya manusia di dunia pendidikan bukan sekadar tentang “mengadakan pelatihan.” Lebih dari itu, Ragom melihat bahwa pelatihan hanyalah satu langkah kecil dari proses panjang bernama transformasi manusia.
Guru dan pemimpin sekolah tidak cukup hanya dilatih—mereka perlu didampingi untuk tumbuh. Dan di situlah pendekatan Beyond Training Ragom berperan.
1. Dimulai dari Pemahaman, Bukan Materi
Setiap sekolah punya konteks yang berbeda: tantangan, budaya kerja, hingga dinamika peserta didiknya. Karena itu, Ragom selalu memulai dari learning needs analysis — proses mendalam untuk memahami kebutuhan dan tujuan sebenarnya dari para peserta.
Pendekatan ini memastikan setiap program yang dirancang tidak bersifat generik, tapi benar-benar relevan dengan kondisi di lapangan.
Dengan kata lain, Ragom tidak hanya membawa modul, tetapi membawa cermin—membantu sekolah memahami dirinya sendiri.
2. Human-Centered Learning: Fokus pada Manusia, Bukan Hanya Konten
Ragom percaya bahwa pembelajaran yang efektif berpusat pada manusia.
Pendekatan human-centered learning menempatkan peserta — guru, kepala sekolah, atau staf pendidikan — sebagai subjek utama pembelajaran.
Artinya, proses belajar tidak satu arah, tetapi dialogis.
Peserta diajak menggali pengalaman, berdiskusi, dan menemukan makna dari apa yang mereka pelajari.
Dengan begitu, perubahan yang muncul bukan sekadar apa yang mereka tahu, tapi bagaimana mereka berpikir dan bertindak.
3. Dari Training ke Transformasi
Pelatihan tradisional sering berakhir di ruang kelas. Namun bagi Ragom, proses sejati baru dimulai setelah sesi pelatihan selesai.
Ragom mengembangkan pendekatan lanjutan seperti:
-
Coaching dan mentoring untuk memastikan perubahan perilaku berlanjut di tempat kerja.
-
Refleksi terstruktur untuk membantu peserta menerapkan nilai-nilai baru.
-
Action plan yang konkret agar hasil belajar berdampak pada ekosistem sekolah.
Hasilnya, proses belajar menjadi siklus pertumbuhan yang berkelanjutan, bukan kegiatan satu kali.
4. Membangun Pemimpin Pendidikan yang Menginspirasi
Dalam dunia pendidikan, kepemimpinan bukan soal jabatan, tapi kemampuan menumbuhkan orang lain.
Ragom berkomitmen membantu sekolah membangun pemimpin yang punya kesadaran diri tinggi, kemampuan komunikasi efektif, dan empati yang kuat.
Melalui leadership program dan sesi coaching bagi kepala sekolah maupun tim manajemen, Ragom mendorong terciptanya pemimpin yang mampu:
-
Membangun budaya belajar, bukan sekadar mengatur.
-
Menggerakkan, bukan memerintah.
-
Menginspirasi, bukan hanya menilai.
5. Pertumbuhan yang Terukur dan Bermakna
Ragom tidak hanya mengejar kepuasan pelatihan, tapi juga dampak nyata di lapangan.
Karena itu, setiap program disertai alat ukur perkembangan seperti learning impact survey, reflection report, hingga follow-up coaching.
Pendekatan ini membantu sekolah melihat sejauh mana perubahan terjadi — baik pada level individu maupun organisasi.
Bagi Ragom, tugas utama dalam pengembangan SDM pendidikan bukan hanya mentransfer ilmu, tetapi menyalakan kesadaran dan semangat tumbuh.
Melalui pendekatan Beyond Training, Ragom ingin memastikan setiap guru dan pemimpin sekolah tidak hanya lebih cakap secara kompetensi, tetapi juga lebih sadar akan peran dan dampaknya dalam menumbuhkan generasi masa depan.
Karena pada akhirnya, pendidikan yang bermakna selalu dimulai dari manusia yang tumbuh.
Leave a Reply